PENGARUH PERAN PEMERINTAH, MODAL SOSIAL DAN PEMAHAMAN AKUNTANSI TERHADAP KINERJA BANK SAMPAH

Abstract

ABSTRACT

The Special Region of Yogyakarta is experiencing a waste emergency in mid-2023. The Piyungan landfill was closed due to waste volume problems that exceeded its capacity. The capacity of the Piyungan landfill accommodates 650 tons of waste per day, but the average incoming waste reaches 707 tons per day. The government's effort to overcome this problem is to optimize the performance of waste banks. However, 94 waste banks are inactive due to a lack of accounting understanding and social capital. This study aims to obtain empirical evidence regarding the effect of (1) Government role, (2) Social capital, (3) Accounting understanding on waste bank performance in Bantul Regency. Performance theory is used to answer research questions which explain that the quality and quantity of work results in a particular activity are determined by competence, attitude, and action. The population of this study were waste bank managers who were actively operating in Bantul Regency in 2023. The sampling technique used pursposive sampling and obtained a sample of 32 respondents. This research data is primary data obtained from distributing questionnaires. Instrument tests were carried out with validity and reliability tests. The data analysis technique used is multiple linear regression. The results of this study indicate that the role of government has a partial effect on the performance of waste banks, while social capital and accounting understanding have no partial effect on the performance of waste banks. The results of the study can be used to take government policy, where the role of government and socialization of financial management are needed to improve the performance of waste banks.

Keywords: waste bank, government, accounting, social.

ABSTRAK

Daerah Istimewa Yogyakarta di pertengahan tahun 2023 mengalami darurat sampah. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan ditutup karena permasalahan volume sampah yang melebihi daya tampung. Kapasitas TPA Piyungan menampung sampah sebanyak 650 ton per hari, namun rata-rata sampah yang masuk mencapai 707 ton per hari. Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut adalah pengoptimalisasian kinerja bank sampah. Namun, 94 bank sampah tidak aktif disebabkan oleh kurangnya pemahaman akuntansi dan modal sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh (1) Peran pemerintah, (2) Modal sosial, (3) Pemahaman akuntansi terhadap kinerja bank sampah di Kabupaten Bantul. Teori Kinerja digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang menjelaskan bahwa kualitas dan kuantitas hasil kerja dalam suatu aktivitas tertentu ditentukan oleh kompetensi, sikap, dan tindakan. Populasi penelitian ini adalah pengelola bank sampah yang beroperasi aktif di Kabupaten Bantul pada tahun 2023. Teknik pengambilan sampel menggunakan pursposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 32 responden. Data penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner. Uji instrumen dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran pemerintah berpengaruh secara parsial terhadap kinerja bank sampah, sedangkan modal sosial dan pemahaman akuntansi tidak berpengaruh parsial terhadap kinerja bank sampah. Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengambil kebijakan pemerintah, dimana diperlukan peran pemerintah dan sosialisasi tentang pengelolaan keuangan untuk meningkatkan kinerja bank sampah.

Kata Kunci: bank sampah, pemerintah, akuntansi, sosial.